BUKU BERUSIA 150 TAHUN MENGENAI PENAKLUKAN KOLONIAL

BUKU BERUSIA 150 TAHUN MENGENAI PENAKLUKAN KOLONIAL

.

Ivan Taniputera.

9 Oktober 2016

.

.

Judul: Redevoeringen Over Koloniale Onderwerpen in de Tweede Kamer der Staten-Generaal

Penulis: Mr. W. Wintgens

Penerbit: Gebroeders Belinfante, 1866.

Jumlah halaman: 339.

Bahasa: Belanda.

.

Buku merupakan hasil ceramah mengenai penaklukan kolonial di hadapan parlemen Belanda. Berikut ini adalah daftar isinya:

.

 
 
 

.

 
 

.

Berikut ini adalah beberapa kutipannya:

.

“Hij heeft gewaagd vaan de 114 millioenen en van Demak en Grobogan; wapenen, behoorende in een verouderd arsenaal, die thans veel van hunne kracht verloren hebben. “ (halaman 204).

.

Terjemahan:

.

“Ia telah merisikokan 114 juta dan dari Demak serta Grobogan; persenjataan yang disimpan dalam gudang senjata usang, yang karenanya telah kehilangan banyak kekuatannya.”

.

Selanjutnya, penulis juga menyinggung sistim tanam paksa (cultuurstelsel):

.

“Dat stelsel zou niet vatbaar zijn voor uitbreiding. Het zou een eigenaardige trek van dat stelsel zijn dat het voor geene ontwikkeling vatbaar is.” (halaman 204).

.

Berikut ini adalah contoh-contoh halamannya:

.

 
 

.

 
 

.

 

.

Berminat kopi segera hubungi ivan_taniputera@yahoo.com.

BUKU TENTANG LEMBAGA PERSAHABATAN INDONESIA TIONGKOK

BUKU TENTANG LEMBAGA PERSAHABATAN INDONESIA TIONGKOK

 

Ivan Taniputera

17 Juni 2014

 

 

 

Judul: Perkenalan Lembaga Persahabatan Indonesia-Tiongkok

Penerbit: Lembaga Persahabatan Indonesia Tiongkok, 1956

Jumlah halaman: 222

 

Buku ini bertujuan memperkenalkan Lembaga Persahabatan Indonesia-Republik Rakyat Tiongkok, yang didirikan pada tanggal 14 Januari 1955. Pada bagian Kata Pengantar dapat kita baca:

 

“Pada tanggal 13 April berikutnja Lembaga baru dapat mengadakan malam perkenalannja di Gedung Pertemuan Umum, Djakarta. Malam perkenalan jang sangat menarik itu dikundjungi oleh Menteri Pendidikan, Pengadjaran, dan Kebudajaan, Wal Kota Djakarta Raja, perwakilan2 dari Luar Negeri…..”

 

Pada halaman 8 terdapat “Dasar2 Pendirian Lembaga Persahabatan Indonesia-Tiongkok:

 

“Kemadjuan ilmu pengetahuan dalam segala lapangan mengakibatkan disatu fihak kebahagiaan untuk umat-manusia, dilain fihak peperangan jang dahsjat dengan adanja sendjata2 pemusnahan setjara besar2-an (sendjata nuclear, dll).

 

Umat manusia mempunjai hak untuk hidup merdeka, untuk bersahabat dan untuk hidup dalam alam damai. Untuk menegakkan perdamaian dunia ini, maka sudah sewadjarnjalah Manusia dan Manusia, Bangsa dan Bangsa mempunjai hubungan satu sama lain berdasarkan saling mengerti dan saling menghormati…….”

 

Terdapat pula kata-kata sambutan, antara lain dari Duta Besar Huang Chen, menteri P.P. dan K., dan lain sebagainya. Buku ini juga dilengkapi oleh daftar pengurus, iklan-iklan, dan lain sebagainya.

 

 

Berikut ini adalah contoh-contoh halamannya:

 

 

 

 

 

Berminat foto kopi hubungi ivan_taniputera@yahoo.com.

Buku Panduan Berbahasa Melayu, Belanda, Jepang, Mandarin, Hokkian, Hakka, Kanton, dan Inggris

 BUKU PANDUAN BERBAHASA MELAYU, BELANDA, JEPANG, MANDARIN, HOKKIAN, HAKKA, DAN KANTON
 

Ivan Taniputera

4 Februari 2013

.

Judul: “East Asia: How to Speak Malay, Dutch, Japanese, Mandarin, Fuhkien, Hakka, and Cantonese.” 

Penerbitnya:  Boek en Handelsdrukkerij, De Pertoendjangan v/h Tjiong Koen Bie, N.V. Batavia. Namun tidak disebutkan tahun terbitnya. 

Kendati demikian, pada bagian “Pertimbangannja Toean Ong Hong Siang (F. C. Wang), Inspecteur sekola T.H.H.K. Tentang Boekoe “East Asia,” halaman VII tertera “Batavia, 15 Tjia Gwee Soantong II.” Soantong adalah nama tahun pemerintahan Kaisar Puyi. Oleh karenanya buku ini nampaknya diterbitkan pada kurang lebih tahun 1909, yakni semasa Dinasti Qing masih berkuasa. 

Jumlah halaman: 257.

Inilah adalah buku kuno yang sangat menarik bagi para pemula yang ingin mengenal delapan bahasa, yakni Melayu, Belanda, Jepang, Mandarin, Hokkian, Hakka, Kanton, dan Inggris.  Buku ini nampaknya dahulu ditujukan bagi para pelancong atau turis yang ingin mengadakan perjalanan di Asia Timur. Namun apa yang nampaknya menarik bagi saya adalah perbandingan antara berbagai dialek bahasa Tionghoa, seperti Hokkian, Hakka, dan Kanton. 

.

Pada halaman-halaman buku di atas kita dapat menjumpai frasa dan kata-kata yang disampaikan dalam delapan bahasa, yakni Melayu, Belanda, Jepang, Mandarin, Hokkian, Hakka, Kanton (Guangdong atau Kwitang), dan Inggris. Khusus bahasa Mandarin disertai pula aksara Han (Hanzi). Kemudian bahasa Inggris juga dilengkapi cara membacanya.

 

Sebagai contoh, pada halaman 20-21; pada bahasa Melayu tertulis Minoem tee. Bahasa Belandanya adalah “Drink een kopje thee. Bahasa Jepangnya adalah Tja wo o agarinasai, Mandarinnya adalah Jien tjha. Hokkiannya adalah Tjiah te la. Hakkanya adalah  Sjit tjha. Kantonnya adalah Jam thja. Inggrisnya adalah Drink a cup of tea. Sebagai catatan, bahasa Melayu di sini adalah cikal bakal bahasa Indonesia. Jika pada saat sekarang ada upanya memperbaharui buku ini dan menerbitkannya ulang tentu saat bermanfaat bagi para penggemar bahasa Tionghoa.

 

Bagi yang memerlukan foto kopi buku ini silakan menghubungi saya di ivan_taniputera@yahoo.com.